Minggu, 20 Maret 2011

Kenangan Bersama Sahabat Part 2


Keesokan harinya, ku jalani hariku dengan perasaan yang lain. Ntah kenapa ku juga tak mengetahuinya, kenapa ya..??? ada yang tau? Cepat…………!!! satu… dua… tiga… teeett… time up, lama banget jawabnya.. ya karna pagi ini saya akan pergi ke studio radio di Pasar raya, Tanya kenapa.com Ya karna saya akan menemui bang roby atau bang habsy yang nawarin saya jadi penyiar. Betapa bangganya hati ini, karna sjak dari dulu pengeeen banget jadi penyiar, tapi alhadulillah kesampaian insya allah, “thanks god…!!!” ujarku dalam hati. Sesekali ku tersenyum sendiri, penumpang disampingku sepertinya mulai shock and takut setengah mati, kalau-kalau saya dikira orang gila, hahahaha….

            “Mak…. Gwe sebangku ama orang gila, takuuuttt… ehem..ehem… tapi orangnya keren juga ya, kenalan dong…” hahahha, kesambet juga…

Ku tatap jam tangan hitamku, waktu telah menunjukkan pukul 08:30 pagi. Segera ku turun dari mobil dan melangkah pasti menuju Masjid Muhammadiyah yang ia ceritakan. Ku telusuri sisi-sisi masjidnya, mulai dari ujung keujung ku liaaaaatt terus, kok gak ada ya, atau jangan-jangan penyiarnya masih molor? Ukhhh… Ups, tapi tiba-tiba dari ujung masjid ku liat ada orang melambai-lambai kearahku, tanpa loading yang berarti, pikiranku langsung menafsirkan kalau dialah orang yang ku tunggu-tunggu, bang Roby…
“Wah.. bener ni orangnya, badannya sehat banget meeenn… kayak siapa ya, kayak artis Ade namnung, hahaha.. tapi tenang baaang, masi 10-13 kok bedanya, hihihi…
“Kemana aja kamu..?” tanyanya..
“Ya gak kemana-mana… Kok gak kelihatan seh, mana studionya?”
“Ni dia…” sembari menunjuk sebuah ruangan yang berukuran tidak terlalu besar.
“Ya maaf ya, ruangannya agak kecil, soalnya ni masi perpindahan… sebenarnya kami gak disini, tapi ya darurat aja…” mencoba menjelaskan.
“Ya biasa aja kali bang, yang penting kita bisa berdakwah dijalan Allah....” Ciuuuuuu…… kata-kata hikmahnya langsung muncrat kemana-mana…
“Ya seh.. mari masuk..!”

Ku dipersilahkan masuk, setiap sudut ruangan ku perhatikan dengan baik-baik. Ruangannya nyaman, dengan warna yang tidak terlalu membosankan, juga tidak terlalu mencolok membuat ruangan tersebut asri. Di ruang tamunya, berjejer sebuah meja dan beberapa kursi kayu. Disudut ruangan kita dapat melihat sebuah lemari kecil yang didalamnya banyak kita temui buku-buku agama, souvenir kecil, beberapa tumpuk selebaran hijau. Kalau kita membelakang, kita lihat sebuah kalimat bertuliskan:

“Radio Surya
98,2 fm
Cerahkan hidup bersama warga”

“Hei… mari masuk, bang lagi nyiar..” tegurnya membuyarkan lamunanku.
Wah, kebetulan banget nih, bisa ngeliat bang roby nyiar, gimana seh cara dia ngomong blak-blakan di Radio. Ya diliat dulu lah, lanjuuuuttt……

“Kembali bersama kami di radio surya jalur 98,2 fm hmm…hari sudah mulai siang dan masyarakat sudah banyak yang melakukan aktivitas bla bla bla….” Ngomongnya komat-kamit didepan mic..
“Wah, gini caranya ya, mantap juga..” itulah penilaian pertamaku tentang nyiarnya, sebenarnya gak penting juga she, mang kita siapa yang bisa nilai orang lain, tapi alhamdulillah laaahh, hasilnya bagusss…

Ku tatap bagaimana bang roby siaran. Dengan tangannya yang tidak bisa diam dari pengatur volume yang terletak disebelah kirinya, tangan kanannya juga sibuk ngutak-atik computer nyari informasi penting tentang sepak bola, keadaan kaum muslimin disebelah timur sana, pemerintah and hotnews lainnya. Hmm… ini yang membuatku salut ama penyiar radio, wawasannya luas, cakrawalanya tinggi, pikirannya menerawang kemana-mana, selalu update tentang kabar terbaru, “ehem ehem ehem… kayaknya ada orang yang ge senyum-senyum sendiri tuh… hihihi”
“Kalau radio disini dek, alhamdulillah selalu memutar lagu-lagu islami, lagu-lagu pop di filter dulu, apakah ada bau-bau islaminya atau nggak…” jelasnya
“Gedubraakk… jadi lagu wali band, lagu ungu, and armada band gak bisa diputar dong?”
“Hm.. liat lagunya dulu…”
“Hmmm…. Gitu..” Pasrahku…
“Oya, kamu dah makan pagi?!”
“Udah dong, mang kenapa?” sebenarnya ku dah tau bang obi mau ngajak makan, tapi sok-sok lugu aja deh..
“Makan yuk..!” tawarnya
“Aduhh.. nggak usahlaahhh..” gayaku basa-basi, padahal sebenarnya mau, hahaha….
“Yukk..” paksanya
“Ya laaaahhhhh…” ceileehh, sok-sok jual mahal, padahal nggak dipaksa juga mau, hihihi, mumpung perut lapar lagi…

Kami berjalan keluar, mencari tempat makan yang dibilang bang obi. Hingga akhirnya kami menemui sebuah warteg, tanpa pikir lama, kami memesan 2 piring nasi goreng kesukaan bang obi, dengan sedikit promosi, dia bilang “nasi goring disini enak..” dalam hati ku berujar “ya lah bg, ya kalau nggak enak, mana ada orang yang mau beli, ya gak..?!” hehehe… sembari menunggu makanan datang, kami ngobrol hangat. Membicarakan masalah radio, tentangnya, tentangku, dan semua hal. Ya alhamdulillah saya orangnya bisa dibilang supel dan mudah bergaul sama orang baru. Ya dengan trik jitu yang sasya miliki, orang-orang yang baru kenal sama saya, pasti bakal nyaman, ceileeeehhhh… <span>www.Mujidirisendiri.com</span>
Beberapa hari kemudian, ups, maaf ya pembaca, salah tulis, maksud saya beberapa menit kemudian, nasi goring yang dinanti-nanti telah datang, dan kami siap menyantapnya dengan nikmat… Makaannn… Mau? Hanya di 3 (Three)
Selesai makan, kami kembali ke studio, masuk baek-baek kayak orang tanpa dosa, langsung nyemplung ke dalam, tiba-tiba ada sebuah suara yang memanggil, ku tatap baik-baik, ternyata telah berdiri sesosok perempuan mengenakan jilbab dalam, bisa ku tebak, pasti dari PKS. Tutur katanya lembut, perawakannya halus, jiwanya teduh dan berpakaian sopaaan banget.
“Subhanallah… Akhwat banget cuy…” ya memang, setiap kali saya melihat wanita berpakaian layaknya akhwat sejati, ntah kenapa hati ini teduuuuhhh banget. Ya disinilah letak keindahan seorang wanita. Terpancar dari jilbabnya. Kalau menurut saya, secantik apapun seorang wanita, tak akan bisa menyamai kecantikan seorang wanita muslimah walau dari wajahnya bisa dinilai tak terlalu sempurna.
“Ukhti, kenalin, ni Dzaky, adek obi yang sedang sekolah di MAN Kotobaru Padangpanjang..”
“Owhh.. adek obi, kok gak mirip ya, adeknya gini, abangnya gini, hehehe..” tawanya renyah
“Ya maklumlah, beda produsen..” sembarinya protes…

Bersambung….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar